Monday, April 16, 2012

Kisah Ajaib
Anak Hilang Bertemu Ibunya berkat Google Earth

BBC
Seorang bocah India yang tersesat lalu hilang dari keluarganya tahun 1986 akhirnya bertemu lagi dengan keluarganya 25 tahun kemudian dengan menggunakan foto satelit.
Seorang bocah India yang tersesat lalu hilang dari keluarganya tahun 1986 akhirnya bertemu lagi dengan keluarganya 25 tahun kemudian dengan menggunakan foto satelit.


SAROO, nama bocah itu, baru lima tahun usianya ketika tersesat. Dia bepergian bersama kakaknya yang bekerja sebagai penyapu di kereta api India. "Ketika itu sudah larut malam. Kami turun dari kereta, dan saya sangat lelah sehingga saya duduk di sebuah stasiun kereta api, dan akhirnya saya tertidur," tutur Saroo seperti dilaporkan BBC, Jumat lalu.

Tidurnya itu mengubah sisa hidupnya. "Saya pikir kakak saya akan kembali dan membangunkan saya, tapi ketika saya terbangun ia tidak terlihat. Saya melihat sebuah kereta api di depan saya dan berpikir, ia pasti di dalam kereta itu. Jadi, saya masuk ke kereta itu dan berharap saya akan bertemu saudara saya."

Namun, Saroo tidak menemukan saudaranya di kereta tersebut. Sebaliknya, ia tertidur lagi dan terkejut ketika terbangun 14 jam kemudian. Ia pada awalnya tidak menyadari kalau ia telah tiba di Kalkutta, kota ketiga terbesar India dan terkenal karena kekumuhannya.

"Saya sangat takut. Saya tidak tahu di mana saya berada. Saya mulai mencari orang dan bertanya kepada mereka."

Segera dia merasa tidak nyaman. "Itu merupakan tempat yang sangat menakutkan. Saya pikir, tidak ibu atau ayah yang ingin anak mereka yang berusia lima tahun mengembara sendirian di daerah kumuh dan stasiun kereta api Kalkutta."

Saroo kecil harus belajar untuk mengurus dirinya sendiri. Ia menjadi pengemis, menjadi salah satu dari banyak anak yang mengemis di jalanan kota.

Denuklirisasi Korea dan Koeksistensi Damai

OLEH RENÉ L PATTIRADJAWANE

Militerisasi dan nuklirisasi di Semenanjung Korea akan selalu menjadi warisan usang Perang Dingin yang terus dipertahankan. Ini menimbulkan ketegangan konstan selama tiga generasi sejak berkuasanya Kim Il Sung di Korea Utara sampai cucunya, Kim Jong Un, menggantikan ayahnya, Kim Jong Il. Semenanjung Korea identik dengan krisis nuklir dan militer.

Berkuasanya generasi ketiga Kim, sekali lagi, menunjukkan masalah persenjataan nuklir adalah persoalan perimbangan kekuatan, baik dalam menghadapi AS maupun Korea Selatan untuk menentukan batasan-batasan reunifikasi Korea. Kim Jong Un sebagai penguasa baru bersikap seperti ”anak anjing yang tidak takut macan” dengan mengabaikan semua ancaman dan protes rencana peluncuran roket pembawa satelit.

Paradigma politik Semenanjung Korea menjadi persoalan rumit setelah perundingan enam negara, yang disebut enam pihak, tidak berhasil mencapai kesepakatan berarti. Padahal kesepakatan ini perlu untuk meredakan ketegangan yang selalu mengejutkan semua pihak, mulai dari China, Rusia, AS, Korsel, dan Jepang. Mereka pusing menghadapi Pyongyang yang tidak terkendali. Koeksistensi damai sepertinya juga tidak menjadi pilihan Kim Jong Un.

Banyak faktor yang memengaruhi perkembangan Semenanjung Korea. Ini antara lain mulai dari persepsi dua Korea tentang isu eksistensi ancaman hingga tumbuhnya identitas Korut dengan isu senjata nuklir, termasuk teknologi rudal. Isu Korea ini menambah persoalan di tengah masalah dalam hubungan China-Rusia, China-AS, China-Jepang, Korsel-Jepang yang ternyata tidak mampu menghadirkan détente di Semenanjung Korea.

Selama stabilitas dan perdamaian di Semenanjung Korea bisa dipertahankan

Latihan Militer
40 "Bomber" Rusia Latihan Dekat Jepang
Dahono Fitrianto | Robert Adhi Ksp

Wikimedia Commons/Alex Beltyukov Pesawat pengebom strategis Rusia Tupolev Tu-22M3 Backfire

MOSKWA, KOMPAS.com — Sekitar 40 pesawat pengebom strategis Rusia mengikuti latihan penerbangan jarak jauh di wilayah perairan Rusia dekat perbatasan dengan Jepang. Latihan tersebut akan berlangsung selama lima hari sejak hari Senin (16/4/2012).

Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Kolonel Vladimir Drik, latihan udara itu akan meliputi latihan pengeboman, patroli udara, pengisian bahan bakar di udara, dan latihan penembakan rudal dari udara di lapangan tembak Litovka.

Sekitar 30 pesawat pengebom strategis Tupolev Tu-95MS Bear, 10 pesawat Tupolev Tu-22M3 Backfire, dan dua pesawat tanker Ilyushin Il-78 akan berpartisipasi dalam latihan tersebut.

Jepang selama ini selalu khawatir dengan misi penerbangan pesawat militer Rusia dekat wilayahnya. Awal Februari lalu, Jepang menerbangkan armada pesawat F-15 dan F-2 untuk membayangi dua Tu-95, dua Sukhoi Su-24, dan satu pesawat peringatan dini A-50 Mainstay Rusia yang terbang mendekati perbatasan Jepang di utara.

Sumber : Kompas

Kekuatan Militer Laut
Armada Kaspia Rusia Terima Kapal Artileri Berteknologi "Stealth"
Dahono Fitrianto | Robert Adhi Ksp

warfare.ru Kapal ini mampu menjalankan misi pertempuran laut dan membombardir wilayah pantai untuk melindungi pendaratan pasukan darat. Kapal korvet artileri ringan Astrakhan dari Armada Kaspia Rusia

MOSKWA, KOMPAS.com — Armada Kaspia Rusia menerima kapal perang baru berteknologi stealth, Senin (16/4/2012). Kapal artileri ringan tersebut memiliki kemampuan tempur laut yang mumpuni.

Dinas pers Distrik Militer Selatan Rusia menyebutkan, kapal tersebut dilengkapi dengan sistem artileri A-190, dua senapan mesin enam laras 30mm AK-306 dan sebuah sistem peluncur roket 122 mm Grad-M 40 laras. Kapal itu dibuat di galangan kapal Almaz di St Petersburg.

Siaran pers tersebut tidak menyebut detail tipe kapal tersebut. Namun, melihat spesifikasinya, kapal yang dimaksud adalah tipe korvet kelas Buyan. Armada Kaspia sudah memiliki dua kapal kelas ini, yakni Astrakhan (dioperasikan 2006) dan Volgodonsk (2011), dan direncanakan akan mendapatkan tiga lagi kapal sekelas sampai tahun 2020.


Sumber : Kompas

PENDIDIKAN TEKNISI RUDAL QW-3 DIBUKA

Pentak Lanud Iwj - 16/04/2012

Komandan Depohar 60, Kolonel Tek Ir. Sugeng Arianto memasang tanda siswa pada pembukaan Pendidikan Binterampil Teknisi Rudal QW-3 Angkatan II, di Depohar 60 (Foto : Pentak Lanud Iswahjudi).

Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) hari demi hari terus berkembang sesuai tuntutan jaman. Terkait hal tersebut guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional dan berkualitas, Komandan Depohar 60 Kolonel Tek Ir. Sugeng Arianto, membuka Pendidikan Binterampil Teknisi Rudal QW-3 Angkatan ke - II di Depohar 60, Senin (16/4).

Pada kesempatan tersebut, Komandan Depohar 60 dalam sambutannya mengatakan bahwa, pendidikan Binterampil Teknisi Rudal QW-3 merupakan salah satu aspek pembinaan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya bidang persenjataan, sekaligus merupakan upaya nyata, guna mengatasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat”

“Oleh karena itu upaya peningkatan kemampuan dan profesionalitas termasuk kaderisasi selalu diprogramkan secara terus menerus baik langkah maupun tindakan diantaranya melalui penyelenggaraan pendidikan Binterampil Teknisi Rudal QW-3”, lanjut Dandepohar 60.

Pendidikan Binterampil Teknisi Rudal QW-3 Angkatan II direncanakan akan berlangsung selama enam minggu dan diikuti sebanyak 10 siswa yang berasal dari Dari Depohar 60, Makhorpaskhas Bandung, Batalyon 463 Paskhas Lanud Iswahjudi,dan Batalyon 467 Paskhas Halim Perdanakusuma, Jakarta.


Sumber : TNI AU


Indonesia Bakal Miliki Pesawat Pengintai

JAKARTA -- Indonesia bakal memiliki empat pesawat pengintai tanpa awak yang memanfaatkan teknologi buatan Israel.Rencana pemerintah melalui Kementerian Pertahanan untuk mendatangkan empat pesawata tanpa awak tampaknya akan diamini Komisi I DPR RI.

Meski belum mendapat tanggapan secara resmi dari DPR, namun Anggota Komisi I Salim Mengga mengatakan bahwa rencana pembelian ini bakal disetujui."Pesawat tanpa awak ini adalah hasil teknologi Israel. Rencana itu tampaknya akan disetujui," sebut Salim, akhir pekan kemarin di Jakarta.

Rencana kontrak untuk pembelian empat pesawat tanpa awak tersebut, senilai US$16 juta.

Bakorkamla Luncurkan Kapal Siluman Senilai Rp 60 Miliar


Bakorkamla Luncurkan Kapal Siluman Senilai Rp 60 Miliar
istimewa
Desain kapal patroli Bakorkamla RI yang akan diluncurkan dalam waktu dekat.

Laporan Wartawan Tribunnews, Iman Suryanto

TRIBUNNEWS, BATAM - Jika tidak ada aral melintang, Rabu (25/4/2012) mendatang, Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) Republik Indonesia akan meresmikan pengoperasian sebuah kapal patroli pertama yang berukuran 48 meter.

Kabag Persidangan, Humas dan Protokol (PHP)