Airbus A400M. aviationnews.eu
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan Indonesia tidak akan membeli pesawat Airbus Military A400M hingga 2015.
Menko Polkam Sudomo (kanan) saat dipotret Menteri Penerangan Harmoko sebelum berlangsungnya Sidang Kabinet Terbatas Bidang Ekuin di Bina Graha, Jakarta Rabu (4 Oktober 1989). Laksamana TNI (Purn) Sudomo wafat Rabu (16/4) pada usia 86 tahun setelah menjalani perawatan di ICU RS Pondok Indah Jakarta pada pukul 10.05 wib dan akan dimakamkan di TMP Kalibata. (FOTO Arsip ANTARA)
...Maritim jangan you tinggalkan. Cita-cita saya dulu, kapal perang Matjan Tutul bisa dibuat di sini. Itu khan teknologi Jerman...
Jurnas.com | AIRBUS Military memperkenalkan pesawat angkut A400M yang diklaim sebagai pesawat angkut serbaguna dengan kekuatan angkut hingga 37 ton dalam jarak tempuh 3.300 km. Uniknya, A400M dapat memeprpanjang daya tempuh bila muatan dikurangi. “Dengan pesawat ini, hanya butuh sedikit pesawat, karena muatan yang bisa dibawa lebih banyak,”kata Marketing Developer
Jurnas.com | PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military melakukan peresmian kerja sama strategis jangka panjang. Kerja sama itu ditandatangani kedua perusahaan. Dalam kerja sama ini dipaparkan rencana
Jurnas.com | PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akhirnya menandatangani kerja sama dengan Airbus Military. Kontrak kerja sama senilai US$325 juta (sekitar Rp2,98 triliun) itu diharapkan membuat PT DI lebih kompetitif dalam industri pesawat terbang.
“Bentuk kerja samanya business to business. Pemerintah hanya regulator,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai penandatanganan kontrak kerja sama kedua perusahaan di Halim Perdanakusuma
Jurnas.com | PT Dirgantara Indonesia bersiap menjadi produsen pesawat terbang terbesar di kawasan Asia Pasifik. Salah satu langkah mencapai tujuan itu, PT DI telah menggandeng produsen pesawat militer Eropa, Airbus Military untuk memproduksi bersama pesawat-pesawat angkut militer di pabrik PT DI di Bandung, Jawa Barat.
“Mereka (Airbus Military) memberikan pekerjaan pada kami untuk memproduksi tidak saja pesanan sembilan pesawat angkut CASA C-295 dari Pemerintah Indonesia. Namun juga membuat pesawat-pesawat lain seperti CASA C-212 Aviocar dan modernisasi CN-235," kata Direktur Utama PT DI, Budi Santoso saat penandatanganan kontrak kerja sama dengan Airbus Military di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Rabu (18/4). PT DI telah berpengalaman melakukan produksi bersama sejumlah pesawat angkut dan komersial berikut komponennya disamping memproduksi helikopter dengan lisensi industri Barat.
Menurut Budi, dengan adanya kerja sama ini, pihak PT DI secara otomatis melakukan transfer teknologi dari Airbus Military untuk ikut memproduksi pesawat-pesawat milik anak perusahaan Airbus SAS ini. Keuntungan lain yang didapat PT DI adalah, pemasaran pesawat-pesawat angkut militer ringan dan sedang produksi bersama ini akan mencakup seluruh kawasan Asia Pasifik. "Kami masuk pasar Asia Pasifik, dimana produksi pesawat yang dilakukan PT DI dibantu sepenuhnya oleh Airbus Military. Pesawat-pesawat produksi bersama itu nantinya akan langsung dikirim dari Bandung ke negara pemesan," kata Budi menjelaskan.
Adanya kerja sama dan transfer teknologi dengan Airbus Military yang berbasis di Spanyol ini sekaligus sebagai angin segar bagi PT DI yang dulunya bernama PT Industri Pesawat Terbang Nusantara. Ini lantaran dalam kurun 20 tahun terakhir industri pesawat terbang yang didirikan oleh begawan industri pesawat terbang kelas dunia, BJ Habibie ini minim pengembangan teknologi.
Semua akibat dari terjadinya krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia, termasuk Indonesia pada 1997 dan berimbas pada permintaan penghentian aliran dana pengembangan industri pesawat di negeri ini oleh Dana Moneter Internasional. Ini dilakukan karena IMF memberikan dana talangan untuk mengatasi krisis di era pemerintahan Presiden Soeharto tersebut. IMF menilai, industri pesawat terbang nasional selain padat karya, juga padat modal.
Namun, sebagian kalangan menilai, tindakan IMF ini merupakan wujud dari kekhawatiran pihak Barat terhadap kemajuan industri pesawat terbang nasional. Pasalnya, pada era itu Indonesia merupakan satu-satunya negara di luar kawasan Eropa dan Amerika yang mampu membuat sendiri pesawat terbang dengan teknologi aeronautika terbaik.
Terlebih, ketika badai krisis terjadi, IPTN tengah bersiap memasuki era produksi massal pesawat turboprop N-250 yang mampu mengangkut 70 penumpang dan berteknologi fly by wire atau kokpit autopilot, teknologi canggih yang saat itu hanya dikembangkan di pesawat bermesin jet badan lebar. Pesawat N-250 ini terbang perdana pada 1995 silam.
IPTN pada era itu juga tengah mengembangkan prototipe pesawat pertama bermesin jet, N-2130 yang mampu mengangkut 130 penumpang dan diproduksi di Bandung serta di Seattle, AS. Namun, kedua proyek kontroversial itu redup seiring permintaan IMF yang mematikan industri pesawat terbang nasional. Bahkan pada awal 2000-an, belasan ribu karyawan IPTN diberhentikan karena ketiadaan dana.
Saat ini, diluar mengembangkan produksi pesawat bersama Airbus Military, PT DI juga bersiap memproduksi massal pesawat ringan CN-219 berkapasitas 20 penumpang yang akan mengincar rute penerbangan perintis di Tanah Air. PT DI juga tengah menyelesaikan produksi pesawat CN-235 pesanan sejumlah negara.
Sumber : Jurnas
Salah satu negara tetangga terdekat Indonesia adalah Singapore, wilayahnya berbatasan langsung dan sangat dekat dengan Pulau Batam dan Bintan. Singapore adalah negara kecil (dalam arti luas wilayah dan jumlah penduduk), tetapi mempunyai nama besar di dunia internasional. Negara ini mampu menyesuaikan diri dengan setiap perkembangan situasi dan kondisi. Singapura diketahui memiliki kekuatan dan kemampuan AU yang sangat kuat dan terkordinasi dalam sebuah sistem operasi perang modern.
Nah, penulis mencoba menuliskan Order of battle (susunan bertempur) dari AU Singapura, yang dapat dikatakan super kuat dibandingkan luasnya wilayah yang harus dipertahankan. Dalam catatan, jumlah personil RSAF (Republic of Singapore Air Force) adalah sekitar 13.500 personil. Kekuatan (jumlah) pesawat yang dimiliki berjumlah sekitar 422 buah dari pelbagai jenis. Kekuatan Udara Singapore pertama
KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Malaysia dikabarkan akan segera memborong berbagai persenjataan buatan Rusia, mulai dari rudal portabel sampai kapal perang berpeluru kendali. Negosiasi pembelian persenjataan ini terus berlangsung.
Wajah Anna Vasilyevna Kushchenko sedang bertebaran di reklame dan iklan televisi Rusia saat ini. Siapa sangka, perempuan berparas cantik ini bukan model biasa. Dia seorang agen rahasia yang beroperasi di Inggris dan Amerika Serikat.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, saking populernya, Kushchenko sempat terlibat kampanye
Mantan Pangkopkamtib Soemitro punya cerita khusus tentang Sudomo. Cerita ini tentang pemilihan Sudomo sebagai wapangkopkamtib saat posisi pangkopkamtib dijabat Soemitro. Saat itu, Soemitro disodori dua nama untuk menjadi wapangkopkamtib oleh Presiden Soeharto. Dua nama itu adalah Rusmin Nuryadin dan Sudomo. Jenderal Soemitro pun memilih Sudomo.
"Alasan saya berikutnya mengapa saya memilih Sudomo, saya ingin keadaan agar Pak Domo itu mulai bisa menjalin hubungan yang baik dengan para senior dari Angkatan Darat," kata Soemitro dalam buku biografinya karangan Ramadhan KH.
Saat itu,
Laksamana Sudomo tutup usia pukul 10.05 WIB, Rabu (18/4). Salah satu peristiwa terpenting dalam hidup Sudomo mungkin pertempuran Laut Aru. Sebagai perwira militer TNI AL, Sudomo memimpin langsung misi khusus pembebasan Irian Barat.
Januari 1962, ketegangan perebutan Irian Barat antara Indonesia dan Belanda semakin terasa. Belanda melanggar kesepakatan Konferensi Meja Bundar dan enggan menyerahkan Irian (saat ini bernama Papua) pada Indonesia.
Atas dasar itulah