Sunday, May 6, 2012

Manufacturing Hope 25

Hari-hari “hamil tua” di pabrik gula


Hari-hari ini situasi pabrik gula kita seperti menghadapi istri yang lagi hamil tua. Musim giling sudah di depan mata. Pertaruhan sedang dibuat: apakah pabrik gula kita masih akan kembali melahirkan bayi yang cacat?

Tahun 2011 dari 52 pabrik gula milik BUMN tinggal 20 parik yang masih baik. Yang 32 dalam keadaan jelek dan jelek sekali. Ada pengamat yang bilang payahnya pabrik gula kita karena mesin-mesinnya yang sudah tua. Pengamat lain mengatakan kondisi payah itu karena manajemennya yang buruk. Ada juga yang bilang penyebabnya adalah tata tanam tebu yang kian sembarangan.

Juga karena harga gula kita yang terlalu murah sehingga petani tebu kurang terangsang untuk maju. Di masa lalu harga gula itu selalu tiga kali lipat lebih mahal dari harga beras. Sekarang harganya hampir sama: padahal menanam padi hanya perlu waktu tiga bulan, sedang menanam tebu memerlukan masa 16 bulan.

Banyak juga yang menyorot payahnya pabrik gula kita karena budaya korupsi yang sudah mengakar dan menggurita.

Kisah kejayaan Tu-16 AURI, yang membuat Gentar Asia Tenggara dan Australia

Pada awal tahun 60-an, Indonesia menjadi sebuah negara yang disegani oleh negara-negara lain disekelilingnya. Penyebabnya karena Angkatan Udara (kala itu namanya AURI) telah memiliki pesawat jet pembom stategis Tu-16 dan Tu-16 KS. Dapat dikatakan Indonesia saat itu mempunyai kekuatan udara terkuat di bumi bagian selatan.

Sebagai contoh misalnya, beberapa negara besar saja seperti China, India, dan Australia belum mempunyai pesawat pembom strategis atau jet tempur Mach 2, Indonesia sudah mempunyai pesawat pembom Tu-16. Juga pesawat tempur sergap

Mengapa Harus Gelisah, Malaysia


13360730391898387890

Ilustrasi/Admin (Shutterstock)

Ekspedisi Khatulistiwa sedang digelar di bumi Kalimantan terhitung sejak 5 April 2012 sampai dengan 17 Juli 2012. Hajatan strategis ini diikuti 1.170 orang, mayoritas pasukan TNI segala matra, untuk mengenali dan mengintimi situasi geografi dan lekuk bumi Kalimantan. Utamanya di kawasan perbatasan yang menantang sekalian mensimulasi naluri tempur pasukan TNI melalui medan ralasuntai (rawa, laut, sungai dan pantai) di Kalimantan.

Ini juga bagian dari “rekonstruksi operasi Anacondas-2” sebagaimana yang pernah difilmkan, meneliti flora dan fauna di pedalaman Kalimantan sembari mencari Anacondas dan anggrek merah kalau memang ada. Sekalian juga menginspeksi patok perbatasan

Prajurit Lantamal III Diminta Tingkatkan Kemampuan Menembak
www.google.com

Jurnas.com | MENEMBAK merupakan kemampuan dasar yang dimiliki setiap prajurit. Untuk itu kemampuan tersebut harus selalu diasah melalui latihan rutin dan teratur sehingga skill menembak pasti akan menjadi lebih baik.

Demikian ditegaskan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut III, Brigjen TNI (Mar) Ikin Sodikin AS ketika meninjau langsung latihan menembak pistol prajurit Lantamal III, Jumat (4/5) di Lapangan Tembak Pistol Komando Pasukan Katak (Kopaska), Pondok Dayung, Jakarta Utara.

Berdasarkan siaran pers Kabagpen Lantamal III, Mayor Laut (KH) Agus Susilo Kaeri, kunjungannya ke Pondok Dayung dalam rangka melihat kemampuan menembak pistol yang dimiliki para perwira Lantamal III. Danlantamal III bersama para asisten Danlantamal III dan juga Kafasharkan Jakarta juga sempat menjajal lapangan tembak Pondok Dayung dengan menembak pistol dalam jarak 15 meter.

Tim Yanus menembak Lantamal III secara rutin melaksanakan latihan setiap hari Jumat. Latihan ini sekaligus sebagai sarana seleksi untuk membentuk tim menembak Lantamal III yang dipersiapkan dalam setiap kejuaraan menembak yang biasanya diselenggarakan baik oleh jajaran TNI AL maupun TNI.

Dalam kesempatan ini pula Danlantamal III memberi pengarahan tentang cara menembak pistol yang baik dan benar kepada para, perwira yang ikut latihan.

Sumber : Jurnas