Saturday, May 5, 2012

Aljazair Beli Empat Fregat Baru dari Jerman

losbarcosdeeugenio.com/Eugenio Castillo Kapal perang tipe fregat SAS Spioenkop ini adalah salah satu fregat kelas MEKO A-200 SAN yang dimiliki AL Afrika Selatan.

PRETORIA, KOMPAS.com — Angkatan Laut Aljazair dikabarkan telah menandatangani kontrak pembelian kapal-kapal perang tipe fregat kelas MEKO A-200 dari pabrikan Thyssen Krupp Marine Systems (TKMS) asal Jerman. Melihat nilai kontraknya, Aljazair diduga membeli sedikitnya empat kapal fregat dengan sistem tempur lengkap.

Menurut koresponden majalah pertahanan Jane's Defence Weekly (JDW), Helmoed-Römer Heitman, di Pretoria, Afrika Selatan (Afsel), nilai kontrak kapal perang tersebut mencapai 2.176 juta euro (Rp 26,3 triliun). Pihak TKMS belum mengonfirmasi kabar tersebut, tetapi menurut sumber-sumber JDW, kontrak dengan pihak AL Aljazair sudah ditandatangani akhir Maret lalu.

Dengan nilai kontrak sebesar itu, diperkirakan Aljazair berniat membeli sedikitnya empat unit fregat MEKO A-200 beserta

Tim Wanadri Senior Tiba di Namche

BBC
Gunung Everest

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pendaki senior dari Wanadri hari Jumat malam tiba di Desa Namche (3440 mdpl). Wartawan Kompas Harry Susilo yang menyertai tim senior melaporkan, Namche desa terbesar dalam perjalanan dari bandara Lukla.

"Terdapat pasar yg menjual alat pendakian dan bisnis hotel

Rusia Bangun Pusat Perawatan Peralatan Militer di Kazakhstan

mod.gov.kz
Pasukan angkatan bersenjata Kazakhstan.

ASTANA, KOMPAS.com - Dalam waktu dekat, Rusia akan membangun pusat perawatan peralatan militer bagi angkatan bersenjata Kazakhstan, di salah satu wilayah negara eks Uni Soviet itu. Saat ini, sebagian besar alat utama sistem persenjataan Kazakhstan adalah buatan Rusia.

Konstantin Biryulin, Deputi Kepala Dinas Federal Rusia untuk Kerja Sama Teknis-Militer, mengatakan, Jumat (4/5/2012) bahwa rencana tersebut sudah dibicarakan dengan Deputi Menteri Pertahanan Kazakhstan Sergei Gromov di Astana, ibu kota Kazakhstan.

Menurut dia, Rusia siap melakukan transfer teknologi ke Kazakhstan dalam pembangunan pusat perawatan militer itu. Pada tahap pertama, sebuah pusat perawatan pesawat akan segera dibangun.

Sebagian besar alutsista Kazakhstan saat ini masih berasal dari Rusia, termasuk sekitar 1.000 unit tank tempur utama tipe T-80, T-72, dan T-62; sekitar 2.500 unit kendaraan tempur infanteri BMP-1 dan BMP-2 dan kendaraan pengangkut personel berlapis baja BTR-80A dan BTR-82A; dan sekitar 200 meriam berpenggerak aktif; serta sedikitnya 150 unit peluncur roket multilaras Uragan dan Grad.

Di udara, Kazakhstan memiliki 40 unit pesawat tempur MiG-29 Fulcrum, 14 unit pesawat tempur-pengebom Su-25 Frogfoot, 25 pesawat Su-24 Fencer, 14 pesawat tempur Su-27 Flanker, 43 pesawat buru sergap MiG-31 Foxbat dan MiG-25, dan sekitar 100 unit peluncur rudal antiserangan udara, termasuk sistem rudal S-300.

Selain itu, AD Kazakhstan juga mengoperasikan lebih dari 120 helikopter buatan Rusia, seperti Mi-24 Hind, Mi-8 Hip, dan Mi-26 Halo. (RIA Novosti/DHF)

Sumber : Kompas

AS Luncurkan Satelit Komunikasi Militer Terbaru

weebau.com
Gambar rekaan seniman akan satelit AEHF.

MOSKWA, KOMPAS.com - Kantor berita Rusia RIA Novosti, Sabtu (5/5/2012), melansir kabar bahwa Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) telah meluncurkan satelit komunikasi generasi terbaru ke orbit.

Satelit ini adalah satelit kedua yang akan menjadi bagian dari jaringan satelit terbaru, untuk meningkatkan komunikasi dan kendali atas berbagai kekuatan militer AS di seluruh dunia.

RIA Novosti mengutip kabar dari laman space.com yang menyebutkan sebuah roket Atlas 5 meluncur dari pusat luar angkasa USAF di Cape Canaveral, Florida, Jumat (4/5/2012) pukul 14.42 waktu setempat (Sabtu dinihari WIB).

Roket tersebut membawa satelit

Dua Pilot Menolak Menerbangkan Lagi F-22 Raptor
Dahono Fitrianto | Agus Mulyadi |


Pesawat jet tempur generasi kelima F-22 Raptor milik Angkatan Udara AS.

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dua pilot pesawat F-22 Raptor dari Angkatan Udara AS (USAF), memutuskan menolak menerbangkan lagi pesawat tempur tercanggih di dunia tersebut, karena kekhawatiran terhadap sistem pasokan oksigen di pesawat itu.

Mereka mengaku tak nyaman menerbangkan F-22, sampai masalah sistem oksigen itu dituntaskan.

Pengakuan dua pilot bernama Mayor Jeremy Gordon dan Kapten Josh Wilson tersebut, disampaikan dalam acara "60 Minutes" di stasiun televisi CBS. A

cara itu sendiri baru akan disiarkan hari Minggu (6/5/2012), tetapi sebagian kutipan dari acara itu sudah ditayangkan sejak Jumat (4/5/2012).

Saat ditanya apakah dia yakin pesawat tempur generasi kelima tersebut aman diterbangkan, Gordon menjawab, "Saya tak enak menjawab pertanyaan itu. (Yang jelas) saya merasa tak nyaman

Batam - Panglima Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) TNI AL Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan menegaskan, tidak ada kapal pasukan Malaysia yang bermanuver di perairan Pulau Nipah, Kepulauan Riau.

"Tidak ada, kapal Malaysia tidak masuk perairan Nipah," kata Didit, di Batam, Sabtu (5/5). Ia mengatakan, jika ada pasukan Malaysia masuk ke Perairan Indonesia, itu dalam rangka latihan bersama dua negara.

Malaysia dan Indonesia juga terlibat pengamanan Selat Malaka bersama-sama dengan Singapura. Disinggung mengenai keluhan nelayan yang merasa terusik dengan manufer di sekitar Pulau Nipah, ia membantah hal itu.

Pulau Nipah dijadikan pangkalan pengamanan perbatasan RI karena letaknya yang berdekatan dengan Singapura. Ia mengatakan, terdapat pasukan marinir dan TNI AL yang berjaga-jaga di perbatasan. Pasukan dilengkapi senjata. "Senjata biasa," kata dia.

Sementara itu, pemerintah pusat berencana membangun beberapa usaha di Pulau Nipah, di antaranya labuh jangkar kapal-kapal internasional yang melalui Selat Malaka dan usaha perikanan.

Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan Sudirman Saad mengatakan Pulau Nipah akan dikembangkan sebagai kawasan sentra pertumbuhan ekonomi berbasis pertahanan.

Di atas pulau seluas 44 ha itu, seluas 15 ha untuk pertahanan 12 ha untuk bangun fasilitas, labuh kapal.
Selain labuh jangkar, juga akan dikembangkan usaha yang berkaitan dengan itu, yaitu pengisian bahan bakar dan penjualan air.

Bahan bakar akan dipasok dari Depo Pertamina Pulau Sanbu sedangkan air dari Pulau Karimun. Diperkirakan, kebutuhan bahan bakar untuk usaha itu sebanyak 6 juta liter. Sedangkan air bersih sebanyak 2,5 juta liter.

Ia menambahkan, bahan bakar akan dijual dengan harga keekonomian. "Pulau Nipah akan mampu melayani lima kapal berbobot 50.000 GT," katanya. [TMA, Ant]

Sumber : Gatra



Batam - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengunjungi pulau terluar Republik Indonesia, Pulau Nipah, di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (4/5).

Menhan berangkat dari Markas Pangkalan TNI AL (Lanal) Batam menggunakan helikopter langsung ke Pulau Nipah. Sebelumnya, bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Tjitjip Sutardjo, Purnomo mengunjungi Karimun.

Petugas protokoler Pemerintah Provinsi Kepri Toni mengatakan, Menhan meninjau Pos TNI Angkatan Laut di pulau yang nyaris tenggelam itu.

"Rencananya, Presiden ke Pulau Nipah waktu kunjungan ke Batam kemarin. Tapi karena tidak jadi, maka menteri yang datang," katanya.

Pulau Nipah merupakan satu pulau terdepan Indonesia yang nyaris tenggelam karena penggalian pasir darat.

Pemerintah menganggarkan miliaran rupiah untuk mereklamasi pulau terdepan itu dan membangun Pos AL.

Prajurit Angkatan Laut dari Lantamal IV Tanjungpinang, Lanal Batam serta Marinir juga ditempatkan di Pulau Nipah untuk menjaga daerah perbatasan.

Sebelumnya, dalam kunjungan di Batam, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Pulau Nipah akan menjadi kawasan pertahanan dan pengembangan perekonomian kelautan.

"Saat ini kami tengah membangun infrastruktur pertahanan di sana. Setelah selesai Kementerian Kelautan dan Perikanan akan membangun sarana pendukung perekonomian kelautan," kata Sjafrie.

Menurutnya, pembangunan Pulau Nipah yang menjadi Batas Indonesia dengan Singapura akan menjadi contoh pembangunan pulau-pulau terluar di Indonesia lainnya.

"TNI juga tengah membangun sarana komunikasi disana. Agar semua informasi terkait pertahanan bisa lebih cepat diterima," kata dia.

Sjafrie mengatakan, Pulau Nipah akan menjadi bagian kecil dari pengamanan maritim di Indonesia.

Sebagai kawasan komersial, pulau yang nyaris tenggelam itu, juga akan dijadikan terminal bahan bakar minyak.

Dengan adanya terminal bahan bakar, maka akan memudahkan kapal-kapal asing yang lalu lalang di Selat Malaka mengisi bahan bakar. [TMA, Ant]


Sumber : Gatra