Friday, April 20, 2012

Pengaruh Uji Coba Rudal Yakhont TNI AL di Asia Tenggara



Satu hari yang lalu, saya sebagai admin AnalisisMiliter.com memposting tulisan saya tentang Sejarah Uji Coba Rudal oleh Militer Indonesia . Pada tulisan tersebut saya menjabarkan beberapa sejarah uji coba rudal yang dilakukan oleh militer Indonesia. Sejarah tersebut membuktikan bahwa militer Indonesia tidaklah lemah seperti yang selama ini disebutkan oleh para blogger baik blogger Indonesia maupun blogger dari negara tetangga.


KRI Oswald Siahaan menembakkan rudal Yakhont


Dari sekian banyak uji coba penembakan rudal milik militer Indonesia ini, ada satu uji coba yang mendapat perhatian yang sangat luas dari dunia Internasional. Uji coba yang saya maksud adalah uji coba Rudal Yakhont milik TNI AL pada tanggal 20 April 2011 yang lalu. Sebagai informasi, rudal Yakhont ini dibeli dari Rusia, dan rudal ini merupakan Rudal paling canggih yang dimiliki oleh TNI AL Indonesia. Bahkan, di ASEAN belum ada rudal yang mampu menandingi kehebatan rudal Yakhont ini.


Kenapa Rudal Yakhont Begitu Ditakuti?


Rudal Yakhont adalah rudal yang memiliki kemampuan untuk bisa meluncur pada ketinggian 5-15 meter di atas permukaan laut. Dengan ketinggian terbangnya yang begitu dekat dengan permukaan air, mengakibatkan radar dari Kapal musuh akan kesulitan untuk melacak keberadaan rudal ini. Hal ini dikarenakan ketinggian rudal sangat rendah, sehingga radar kapal tidak bisa mendetaksi kedatangan Rudal Yakhont ini. Kapal yang ditembak baru menyadari Rudal Yakhont meluncur kearahnya ketika rudal tersebut sudah sangat dekat. Ini maknanya kapal tersebut tidak punya cukup waktu untuk menghindar dari terjangan Rudal Yakhont ini.


Selain itu, rudal ini memiliki kecepatan luncur 2,5 kali kecepatan suara sehingga hanya sedikit waktu yang dimiliki kapal musuh untuk menghadapi rudal ini, apalagi kalau kapal tersebut tidak memiliki system peringatan dini. Di Asia Tenggara memang sudah banyak negara yang menggunakan system pertahanan anti rudal yang dipasang di kapal-kapal perang mereka. Pemasangan senjata anti rudal ini untuk mempertahankan diri dari serangan rudal. Namun, kebanyakan senjata anti rudal tersebut hanya mampu menghancurkan rudal yang melaju dengan kecepatan yang lebih rendah (sub sonic) dari Yakhont. Sistem anti rudal ini akan kesulitan menghancurkan Rudal Yakhont yang meluncur dengan kecepatan tinggi (supersonic).


Selain kedua point diatas, salah satu kemampuan rudal Yakhont yang membuatkany ditakuti oleh Negara tetangga adalah jangkauan rudal ini yang sangat luas yaitu sekitar 300 KM. Ditambah lagi system rudal ini yang di pasang di kapal perang yang memungkinkannya di operasikan secara mobile di sekitar area musuh. Misalnya untuk sengketa Ambalat, TNI AL bisa mengutus KRI yang dilengkapi Yakhont kesana. Ini akan membuat tetangga kita tersebut ciut nyalinya. Rudal Yakhont merupakan mimpi buruk bagi angkatan laut di Asia Tenggara, karena kapal perang mereka hanya dilengkapi dengan rudal groud to air yang hanya efektif untuk target yang bergerak lambat sehingga sulit mencegah rudal tersebut.


Rudal Yakhont Indonesia mengubah Peta Kekuatan Militer ASEAN


Sebelum kehadiran rudal Yakhont, militer Indonesia sering sekali dianggap masih jauh dibawah kekuatan Negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan lainnya. Bahkan blogger-blogger dari Negara tetangga terutama dari Negara yang katanya serumpun dengan Indonesia sering sekali menganggap remeh kekuatan militer Indonesia. Memang benar, sebelum kehadiran rudal Yakhont kekuatan militer Indonesia mungkin tidak lebih baik dari militer Negara tetangga, tetapi tidaklah tertinggal jauh. Tercatat sebelum Yakhont, TNI AL juga memiliki Rudal Exocet MM-38 dan MM-40, rudal Harpoon, dll.


Namun kehadiran rudal Yakhont ini benar-benar merubah peta kekuatan military di ASEAN terutama untuk angkatan laut. Di ASEAN baru dua Negara yang mengoperasikan rudal ini yaitu Indonesia dan Vietnam. Tetapi hanya Indonesia yang menggunakan rudal Yakhont yang berbasis di Kapal Perang Angkatan Laut. Sementara Vietnam mengoperasikan rudal Yakhont yang di tempatkan di daratan. Tentu saja dari segi mobilitasnya, rudal Yakhont ini lebih menakutkan dari pada Land based yakhont. Hal ini karena rudal ini bisa dibawa kemana saja daerah konflik. Ini berarti Rudal Yakhont di Kapal Perang memiliki sifat Offensive di bandingkan rudal Yakhont di darat yang lebih di tujukan untuk defensive.


Ini berarti jika terjadi konflik dengan Indonesia, Negara tetangga tentunya akan berpikir ulang untuk mengganggu kedaulatan Indonesia. Tentunya kemungkinan besar tidak akan ada lagi provokasi terang-terangan Kapal Perang Negara lain di wilayah Indonesia seperti yang terjadi pada tahun 2005 ketika kapal perang dari Malaysia melakukan provokasi terang-terangan di perairan Ambalat ketika Indonesia sedang membangun Mercusuar di Karang Unarang Ambalat. Kalau dulu mungkin mereka masih menganggap sepele terhadap Angkatan Laut Indonesia sehingga beranai melakukan provokasi seperti itu. Tetapi kehadiran Rudal Yakhont ini di TNI AL akan membuat mereka berpikir panjang lebar kalau ingin melakukan provokasi sejenis di Ambalat maupun didaerah kemungkinan konflik lainnya.


Saat ini kehadirang rudal Yakhont, akan di damping oleh tandemnya dari Cina yaitu rudal C-705 yang akan digunakan secara di Kapal-Kapal Patroli TNI AL. Hal ini akan menambah kekuatan Angkatan Laut Indonesia.


Setelah Rudal Yakhont, What Next?


Rudal Yakhont memiliki saudara kembar yaitu rudal BrahMos yang merupakan pengembangan Rudal Yakhont yang bisa ditembakkan dari Pesawat Tempur seperti Sukhoi. Dulu India pernah menawarkan untuk menjual Rudal BrahMos ke Indonesia, namun belum ada kejelasan bagaimana akhir dari penawaran India tersebut.


Rudal BrahMos India


Jika rudal Yakhont saja yang hanya dibawa oleh Kapal Perang bisa memberikan effek gentar yang luar biasa di ASEAN, maka jika Indonesia benar-benar membeli rudal BrahMos untuk dibawa oleh jet tempur Sukhoi Indonesia, makan akan menambah kekuatan militer Indonesia secara drastis. Ini dikarenakan rudal BrahMos yang bisa ditembakkan dari jet tempur tentunya memiliki mobilitas dan pergerakan yang sangat cepat dan juga tentunya jangkauannya akan menjadi lebih luas. Jika Yakhont hanya bisa menghancurkan sasaran sejauh 300 KM dari Kapal Perang yang menembakkannya, maka rudal BrahMoss dapat dibawa mendekati target oelh jet tempur dan ditembakkan dari jarak yang lebih dekat. Hal ini tentunya menjadi momok yang sangat menakutkan.


Harapan kita selain penambahan Rudal Yakhont untuk TNI AL, TNI juga mempertimbangkan pembelian Rudal BrahMoss untuk TNI AU. Harapan ini bukan untuk menindas Negara lain, tetapi hanya untuk mempertahankan setiap jengkal kedaulatan Negara Republik Indonesia.


Kata Kunci : Rudal Yakhont| Yakhont TNI AL| Rudal TNI AL

Sumber : http://analisismiliter.com

0 comments:

Post a Comment