Perjanjian dengan Damen Schelde, telah ditandatangani di PT PAL Surabaya, tahun 2010. Namun ketika membahas pembagian kerja, tidak ditemukan kesepahaman.
PT Damen Schelde hanya bersedia memberi sebagian pembangunan badan kapal, serta sedikit sistem intergrasi-nya.
PT PAL menolak tawan tersebut. “Jika kita hanya mendapatkan pembangunan hull (badan kapal), dimana alih teknologinya ?. Kita sudah bisa membuat hull lebih besar dari Sigma 10514 yang akan menjadi dasar proyek Fregat Nasional”, Ujar pejabat PT PAL.
Orizzonte Light Fregat
Proyek Sigma 10514 tampaknya akan kandas di tengah jalan. Untuk itu, Indonesia kembali mendekati Orizzonte Sistemi Navali (Fincantieri), kontestan kedua tender korvet Indonesia.
Pada tahun 2007, telah ada kesepakatan antara Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dengan Menteri Pertahanan Italia, Arturo Parisi, untuk membangun dua Korvet Nasional.
Kriteria Korvet Nasional itu, mampu melakukan peperangan Anti Pesawat udara (AAW/Anti-Air Warfare), Peperangan kapal permukaan (ASuW/Anti-Surface Warfare), Peperangan Anti Kapal Selam (ASW/Anti- Submarine Warfare), dan Peperangan Elektronika (EW/Electronic Warfare).
Pemerintah Italia sepakat dan menawarkan korvet kelas Orizzonte, tipe Mosaic 2,2. Italia menyiapkan kredit 85 persen. Sisanya ditanggung oleh Bank dari Indonesia. “Kita akan melakukan produksi bersama, bukan sekedar membeli”, ujar Juwono Sudarsono, saat mengunjungi galangan kapal Orizzonte Sistemi Navali (Fincantieri) di La Spezia, Italia 2007.
Korvet tersebut akan dibangun tahun 2008- 2011. Namun rencana itu tidak terwujud.
Hanya keajaiban yang bisa membuat PT PAL dan PT Damen Schelde dapat bekerjasama untuk membuat Korvet Nasional. Perbedaan pandangan antara PT PAL dengan PT Damen, sudah terlalu jauh.
Saat ini PT Damen Schelde sedang sibuk menyelesaikan tiga Sigma pesanan Maroko. Baru satu light fregat yang diserahkan pada September 2011. Damen Schelde juga sedang menggarap 4 korvet Sigma pesanan Vietnam.
Di tengah lesunya ekonomi Eropa, Fincantieri, kembali menawarkan berbagai Korvet dan Light Fregat kelas Orizzonte Mosaic.
Jika Indonesia ingin membangun light fregat sekelas Sigma 10514, pilihannya adalah Orizzonte Mosaic 2,4.
Light fregat ini memiliki panjang 100 meter, berat 2400 ton dan kecepatan maksimal 30 knot. Light frigate Mosaic 2,4 disiapkan Italia untuk peperangan di garis depan (blue navy).
Mosaic 2,4 mampu mengubah arah secara mendadak dan mampu memunculkan suara mesin tiruan, untuk mengecoh kapal selam musuh.
Fregat Mosaic 2,4 didukung radar surveillance 3D multi fungsi, yang mampu menjejak sasaran dengan sangat cepat. Karena itu pula Angkatan Laut Israel, tertarik dengan fregat ini.
Senjata yang diusung:
Canon 76/62 mm otomatis, dikontrol FCS (CIWS); 2 senjata mesin 25 mm; Senjata anti Pesawat (Vertical Launch System); Anti Kapal (SSM); Peluncur Roket dan Torpedo.
Perangkat Elektronik:
Electronic Support Measures (ESM pasif); Electronic Counter Measures (ECM aktif); Perangkat ASW, Hull Mounted Sonar (HMS), additional Variable Depth Sonar (VDS); sistem navigasi- telekomunikasi yang terintegrasi.Light fregat ini mampu mengakut helikopter OTHT seberat 11 ton.
Fregat La Fayette
Pilihan lain adalah Fregat kelas La Fayette Perancis. Singapura memiliki 6 fregat Formidable, turunan kelas La Fayette. Setengah diantaranya, dirakit di Singapura. Indonesia tentunya bisa belajar ke Singapura. Apalagi hubungan Indonesia dengan Perancis terjalin baik, untuk proyek Panser Anoa, Rantis/ APC Sherpa. Kerjasama pembuatan PKR dengan Singapura mengacu fregat Formidable/ La Fayette sedang dijajaki Kementrian Pertahanan(Jkgr).
Sumber : Jakarta Greater
0 comments:
Post a Comment