Indonesia
terus memperkuat sistem rudalnya, baik untuk anti kapal permukaan, anti
pesawat terbang serta anti-radar atau sistem pertahanan udara musuh.
Salah satu yang mumpuni adalah rudal KH 31P atau yang populer disebut
AS-17C Krypton.
AS-17C Krypton
Tahun 2012 ini Indonesia mendatangkan
KH-31P / AS-17C Krypton buatan Rusia. Pada awalnya, rudal AS-17C Krypton ini, diciptakan sebagai jawaban atas munculnya sistem pertahanan udara Patriot Amerika Serikat.
Rudal AS-17C Krypton dirancang untuk melumpuhkan sistem pertahanan musuh. Untuk itu ia didisain memiliki kecepatan sangat tinggi, mampu terbang jauh, anti-radar dan bisa mematikan penjejaknya saat diserang.
Untuk mendapatkan kecepatan yang sangat tinggi, rudal Rudal Kh-31P didorong oleh 5 roket booster dan ramjet yang dipadukan dalam dual roket pendorong. Bentuknya mirip wahana antariksa Rusia, karena memang didisain oleh biro disain Soyuz di Turayevo.
Saat meluncur, pada tahap awal misil ini berakselerasi dengan mesin roket untuk mendapatkan kecepatan 1,8 Mach. Setelah itu mesin pendorong pertama dilepas untuk digantikan 4 mesin jet pendorong, demi mencapai kecepatan 5 Mach.
Kecepatan tinggi rudal ini berguna untuk mengurangi resiko tertembak, karena dia harus menerobos sistem pertahanan musuh untuk menghancurkan radar penjejak (air search radars) dan fire control radar.
Rudal AS-17C Krypton memiliki panjang 5, 2 meter dengan berat 600 Kg dan mampu menembak sasaran sejauh 200 km. Karena rudal ini ditugaskan untuk menghancurkan radar musuh, dia tidak dibebani hulu ledak besar, melainkan hanya 90 Kg (Blast Frag). Namun misil ini bisa terbang dari 165 hingga 49.000 feet.
Dalam perkembangannya rudal ini bisa dipasang di kapal laut ataupun pesawat tempur Mig 29, Sukhoi SU-27 maupun SU 30. Kelebihan rudal ini, mampu menghantam kapal perang, drone ataupun pesawat mata-mata. Untuk itu AS-17C Krypton disebut juga “AWACS killer”. Ia bisa menembak sasaran baik di darat maupun udara.
Rudal AS-17C Krypton diciptakan untuk melumpuhkan sistem pertahanan musuh, melalui sebuah serangan ofensif ataupun counter attack.
Yakhont
Selain itu, Indonesia juga menambah jumlah rudal Yakhont SS-N-26 di berbagai kapal fregat, untuk memperkuat taring tempur armada TNI AL. Setelah mendatangkan 4 Rudal Yakhont pada tahun 2010, Indonesia kembali menerima 10 Rudal Yakhont di tahun 2012. Dalam kontraknya dengan Rusia, Indonesia akan mendatangkan 50 rudal Yakhont yang berjarak tembak 300 km.
Saat ini, 11 Helikopter Over Tha Horizon Target (OTHT) juga sedang dipesan TNI AL. Helikopter tersebut berfungsi untuk menjejak sasaran di luar batas cakrawala lalu menyuplai datanya ke Fregat yang dipasang rudal Yakhont (Jkgr).
Salah satu yang mumpuni adalah rudal KH 31P atau yang populer disebut
AS-17C Krypton.
AS-17C Krypton
Tahun 2012 ini Indonesia mendatangkan
KH-31P / AS-17C Krypton buatan Rusia. Pada awalnya, rudal AS-17C Krypton ini, diciptakan sebagai jawaban atas munculnya sistem pertahanan udara Patriot Amerika Serikat.
Rudal AS-17C Krypton dirancang untuk melumpuhkan sistem pertahanan musuh. Untuk itu ia didisain memiliki kecepatan sangat tinggi, mampu terbang jauh, anti-radar dan bisa mematikan penjejaknya saat diserang.
Untuk mendapatkan kecepatan yang sangat tinggi, rudal Rudal Kh-31P didorong oleh 5 roket booster dan ramjet yang dipadukan dalam dual roket pendorong. Bentuknya mirip wahana antariksa Rusia, karena memang didisain oleh biro disain Soyuz di Turayevo.
Saat meluncur, pada tahap awal misil ini berakselerasi dengan mesin roket untuk mendapatkan kecepatan 1,8 Mach. Setelah itu mesin pendorong pertama dilepas untuk digantikan 4 mesin jet pendorong, demi mencapai kecepatan 5 Mach.
Kecepatan tinggi rudal ini berguna untuk mengurangi resiko tertembak, karena dia harus menerobos sistem pertahanan musuh untuk menghancurkan radar penjejak (air search radars) dan fire control radar.
Rudal AS-17C Krypton memiliki panjang 5, 2 meter dengan berat 600 Kg dan mampu menembak sasaran sejauh 200 km. Karena rudal ini ditugaskan untuk menghancurkan radar musuh, dia tidak dibebani hulu ledak besar, melainkan hanya 90 Kg (Blast Frag). Namun misil ini bisa terbang dari 165 hingga 49.000 feet.
Dalam perkembangannya rudal ini bisa dipasang di kapal laut ataupun pesawat tempur Mig 29, Sukhoi SU-27 maupun SU 30. Kelebihan rudal ini, mampu menghantam kapal perang, drone ataupun pesawat mata-mata. Untuk itu AS-17C Krypton disebut juga “AWACS killer”. Ia bisa menembak sasaran baik di darat maupun udara.
Rudal AS-17C Krypton diciptakan untuk melumpuhkan sistem pertahanan musuh, melalui sebuah serangan ofensif ataupun counter attack.
Yakhont
Selain itu, Indonesia juga menambah jumlah rudal Yakhont SS-N-26 di berbagai kapal fregat, untuk memperkuat taring tempur armada TNI AL. Setelah mendatangkan 4 Rudal Yakhont pada tahun 2010, Indonesia kembali menerima 10 Rudal Yakhont di tahun 2012. Dalam kontraknya dengan Rusia, Indonesia akan mendatangkan 50 rudal Yakhont yang berjarak tembak 300 km.
Saat ini, 11 Helikopter Over Tha Horizon Target (OTHT) juga sedang dipesan TNI AL. Helikopter tersebut berfungsi untuk menjejak sasaran di luar batas cakrawala lalu menyuplai datanya ke Fregat yang dipasang rudal Yakhont (Jkgr).
Sumber : Jakarta Greater
0 comments:
Post a Comment