Friday, April 13, 2012

Afghanistan

Menhan Australia Nyaris Terkena Roket di Afghanistan

Stephen Smith berada di Afghanistan untuk membahas rencana penarikan pasukan Canberra (Australia) dari Afghanistan pada 2014.

Stephen Smith terjebak dalam keadaan yang mencekam di tengah tembakan roket di Afghanistan, ketika berada dalam pesawat. (Sumber foto : adfmedia.smugmug.com)

Kandahar, PelitaOnline – SAAT pesawatnya berada di landasan pangkalan udara Kandahar, Afghanistan, Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith terjebak dalam keadaan yang mencekam di tengah tembakan roket.

Tapi, Smith, yang berada di Afghanistan untuk membahas rencana penarikan pasukan Canberra dari Afghanistan pada 2014, mengacuhkan ancaman yang bisa mengenai dia dan rombongannya itu.

Laporan menyatakan, pesawat angkut angkatan udara Hercules C130 yang ditumpangi menteri itu, Selasa (10/4) waktu setempat, sempat terancam ketika radar pertahanan bandar udara tersebut mendapati roket yang tengah mendekat. Sejumlah roket itu dilaporkan jatuh di tempat lain di pangkalan udara tersebut.

Surat kabar News Limited menyebutkan, Hercules itu segera disiaga-penuhkan dengan semua penumpangnya diperintahkan mengenakan helm dan tiarap di lantai pesawat.

Smith memastikan peristiwa itu terjadi saat pesawat penuh muatannya menunggu di lapangan udara di kota yang dilanda kekerasan gerilyawan Taliban, namun dia yakin pesawatnya bukan sasaran.

"Saya tidak akan menggambarkannya sebagai hampir kena," tegasnya kepada Sky News, Kamis (12/4)."Peristiwa itu terjadi di bandar udara Kandahar ketika kami akan ke Tarin Kowt saat tata peringatan dini roket berbunyi.”

"Kami sebelumnya diberi penjelasan tentang itu sebelum ke Kandahar dan itu menunjukkan keberhasilan tata peringatan dini roket," sambungnya.

Smith di Afghanistan untuk menemui pasukan Australia, yang berpangkalan di Tarin Kowt, dan mengadakan pembicaraan dengan pejabat Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) dan Afghanistan tentang rencana penarikan pasukan tempur Australia.

Tentara Australia di Afghanistan tergabung dalam ISAF pimpinan NATO yang dikomandoi Amerika Serikat.

ISAF saat ini memiliki sekitar 130.000 tentara dari sekitar 40 negara di Afghanistan, tapi tanggung jawab keamanan di seluruh negeri terkoyak perang itu dijadwalkan diserahkan kepada pihak berwenang Afghanistan dan sebagian besar pasukan asing ditarik pada akhir 2014.


Wahyu

Sumber : Pelita Online

0 comments:

Post a Comment