Diplomasi, Filipina Tarik Kapal Perang dari Laut Cina
Dikatakan, aparat Angkatan Laut Filipina memasuki kapal nelayan Cina dan menemukan sejumlah besar ikan serta batu karang yang diperoleh secara gelap.
Kapal perang Filipina di Laut Cina (Sumber: deseretnews.com)
Manila, PelitaOnline -- FILIPINA mengatakan sudah menarik mundur sebuah kapal perangnya untuk mencegah konfrontasi dengan kapal-kapal Cina di kawasan Laut Cina Selatan yang dipersengketakan.
Menteri Luar Negeri Filipina, Albert del Rosariao, mengatakan pemerintah Filipina akan mengupayakan jalur diplomasi.
Dia juga menuduh Cina mengirim kapal ketiga ke kawasan yang disebut dengan Scarborough Shoal tersebut.
"Beberapa waktu lalu hari ini, pagi ini. Itu kapal sipil dari Biro Perikanan Cina," kata Menteri Luar Negeri Filipina, Albert del Rosario, kepada para wartawan dikutip Antara, Kamis (12/4).
Filipina mengerahkan kapal perang ke kawasan tersebut dan saat melakukan patroli Minggu (8/4) menemukan delapan kapal nelayan Cina yang beroperasi di kawasan yang masih menjadi sengketa antara kedua negara.
Dalam pernyataannya pada hari Selasa, Filipina mengatakan aparat Angkatan Laut mereka memasuki kapal nelayan Cina dan menemukan sejumlah besar ikan serta batu karang yang diperoleh secara gelap.
Namun dua kapal pemantau Cina langsung dikerahkan ke kawasan itu dan berlabuh di antara kapal perang Filipina dengan kapal nelayan untuk mencegah AL Filipina menangkap awak kapal ikan.
Sengketa Enam Negara
Pemerintah Filipina pada Rabu 12 April sudah memanggil Duta Besar Cina, Ma Keqing, untuk menyampaikan protes atas insiden tersebut namun Beijing menegaskan mereka memiliki hak berdaulat atas kawasan itu dan meminta kapal perang Filipina meninggalkan kawasan.
Salah satu media resmi pemerintah Beijing, China Daily, dalam tajuk rencananya menyebutkan nelayan Cina diganggu oleh kapal Filipina.
"Cina harus mengambil langkah yang lebih tegas untuk mengamankan kawasan maritimnya," tulis surat kabar tersebut.
Kontak perairan antara Cina dan Filipina ini berlangsung menjelang latihan laut bersama Filipina dan Amerika Serikat yang akan berlangsung pada tanggal 16-27 April, tak jauh dari wilayah yang menjadi sengketa.
Enam negara terlibat dalam sengketa kepemilikan di sejumlah kawasan Laut Cina Selatan, yang diyakini memiliki kandungan minyak dan gas yang besar.
Keenam negara adalah Cina, Filipina, Brunei, Malaysia, Vietnam, dan Taiwan.
Ilyas Assa'idy
Menteri Luar Negeri Filipina, Albert del Rosariao, mengatakan pemerintah Filipina akan mengupayakan jalur diplomasi.
Dia juga menuduh Cina mengirim kapal ketiga ke kawasan yang disebut dengan Scarborough Shoal tersebut.
"Beberapa waktu lalu hari ini, pagi ini. Itu kapal sipil dari Biro Perikanan Cina," kata Menteri Luar Negeri Filipina, Albert del Rosario, kepada para wartawan dikutip Antara, Kamis (12/4).
Filipina mengerahkan kapal perang ke kawasan tersebut dan saat melakukan patroli Minggu (8/4) menemukan delapan kapal nelayan Cina yang beroperasi di kawasan yang masih menjadi sengketa antara kedua negara.
Dalam pernyataannya pada hari Selasa, Filipina mengatakan aparat Angkatan Laut mereka memasuki kapal nelayan Cina dan menemukan sejumlah besar ikan serta batu karang yang diperoleh secara gelap.
Namun dua kapal pemantau Cina langsung dikerahkan ke kawasan itu dan berlabuh di antara kapal perang Filipina dengan kapal nelayan untuk mencegah AL Filipina menangkap awak kapal ikan.
Sengketa Enam Negara
Pemerintah Filipina pada Rabu 12 April sudah memanggil Duta Besar Cina, Ma Keqing, untuk menyampaikan protes atas insiden tersebut namun Beijing menegaskan mereka memiliki hak berdaulat atas kawasan itu dan meminta kapal perang Filipina meninggalkan kawasan.
Salah satu media resmi pemerintah Beijing, China Daily, dalam tajuk rencananya menyebutkan nelayan Cina diganggu oleh kapal Filipina.
"Cina harus mengambil langkah yang lebih tegas untuk mengamankan kawasan maritimnya," tulis surat kabar tersebut.
Kontak perairan antara Cina dan Filipina ini berlangsung menjelang latihan laut bersama Filipina dan Amerika Serikat yang akan berlangsung pada tanggal 16-27 April, tak jauh dari wilayah yang menjadi sengketa.
Enam negara terlibat dalam sengketa kepemilikan di sejumlah kawasan Laut Cina Selatan, yang diyakini memiliki kandungan minyak dan gas yang besar.
Keenam negara adalah Cina, Filipina, Brunei, Malaysia, Vietnam, dan Taiwan.
Ilyas Assa'idy
Sumber : Pelita Online
0 comments:
Post a Comment