Saturday, April 28, 2012

CAMAR BULAN: Pesona di ujung barat Kalimantan


JAKARTA: Sempat mencuat namanya karena persoalan patok perbatasan antara Indonesia dan negeri jiran Malaysia, ternyata Desa Temajuk tepatnya Dusun Camar Bulan menyimpan keindahan alam yang menakjubkan.

Camar bulan yang terletak di ujung barat Provinsi Kalimantan Barat ini sungguh mempesona. Terlebih di saat sunset dan sunrise.


Camar Bulan didiami sekitar 150 kepala keluarga. Ini merupakan dusun yang jauh dari jangkauan Pemerintah Kabupaten Sambas, apalagi pemerintah pusat. Karena posisi daerahnya yang benar-benar di ujung barat pulau Kalimantan.

Menggapai Camar Bulan yang terisolir menjadi tantangan tersendiri. Dusun ini ditempuh melalui perjalanan darat sekitar 12 jam dari Kota Pontianak. Kondisi jalan yang berlobang sepanjang 20 kilometer di daerah Paloh, dan beberapa jembatan kayu yang rusak mewarnai perjalanan menuju Camar Bulan.

Kemudian menyeberangi banyak sungai, termasuk Sungai Tanjung Harapan dan Sungai Ciremai, yang membutuhkan keberanian lebih. Karena selain diseberangkan hanya dengan menggunakan sampan, Sungai Ciremai juga menyimpan legenda.

Menurut cerita yang berkembang di masyarakat setempat, konon sungai ini keramat yang dijaga beberapa ekor buaya putih yang dipercaya sebagai buaya penjaga Keraton Sambas dan terlihat muncul di permukaan pada waktu-waktu tertentu.

Setelah melewati Sungai Ciremai, kita harus menempuh sekitar 4 jam lagi dengan menggunakan sepeda motor. Terkadang selain melewati jalan tanah dan berpasir di pinggiran hutan yang masih tersisa, menuju Camar Bulan dengan motor dapat dilakukan di pesisir pantai, tentunya disaat air laut sedang surut.

Melintasi pantai dengan motor sungguh memiliki keasikan tersendiri, selain jalan menjadi lancar dan tidak licin (karena pasir). Terpaan angin laut yang segar menjadikan perjalanan mengasikkan dan waktu tempuh menjadi lebih singkat 2 jam.

Selain melewati beberapa kota di Kalbar yakni Kota Singkawang, Pemangkat, Tebas dan Kota Sambas, terus Kecamatan Paloh, menuju Camar Bulan ternyata lebih singkat dan murah lewat jalur Kuching Malaysia. Rutenya, yakni Pontianak – Kuching – Sematan – Teluk Melano.

Dari sisi biaya memang tidak jauh berbeda bila lewat Sambas atau lewat Sematan, tetapi waktu perjalanan menjadi lebih singkat sehingga tak menjadikan tubuh letih. Camar Bulan yang berbatasan dengan Teluk Melano (Malaysia) dari sisi ekonomi dan infrastruktur memang masih tertinggal dibandingkan tetangga di perbatasan tersebut.

Kebutuhan sembako masyarakat Camar Bulan sebagian besar disuplai dari Teluk Melano. Tentu saja sembako buatan Malaysia, seperti gula, beras dan minyak goreng, telur ayam, garam dan makanan serta minuman ringan.

Penduduk setempat belanja di toko-toko di sekitar Teluk Melano dengan menggunakan mata uang ringgit dan sekali-sekali uang rupiah.

“Itu pun uang rupiah kami terima, karena kami tidak tega menolaknya,” kata Marwan wargaTeluk Melano.

Kebutuhan pokok produk Indonesia mereka dapatkan ketika masyarakat Camar Bulan melakukan perjalanan ke Paloh atau Pemangkat dengan jarak tempuh 6 jam. Sepeda motor merupakan satu-satunya transportasi andalan mereka, selain sampan penyeberangan.

Kondisi jalan yang rusak dan tak adanya infrastruktur yang memadai menjadikan Camar Bulan semakin dijauhi masyarakat sekitar Kabupaten Sambas, meskipun potensi perkebunan dan wisata sangat menjanjikan.

Areal bekas hutan di sepanjang jalan menuju Camar Bulan sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk perkebunan karet dan sawit. Hanya saja kendala transportasi dan akses menuju Camar Bulan menjadikan semua serba sulit. Kalaupun pemodal ingin masuk ke Camar Bulan, umumnya mereka memilih melalui Teluk Melano Malaysia.

Sebelum 2004, Camar Bulan kaya akan sumber daya alam hasil hutan dengan kayu-kayu berkualitas tinggi. Namun, kini hutan telah habis dibabat oleh keserakahan manusia.


Selain kayu, Desa Temajuk yang memiliki dua dusun yakni Camar Bulan dan Maludin, juga menyimpan sumber daya alam berupa pasir besi dan bauksit, selain pula tanah yang subur untuk perkebunan.

Ironis memang. Daerah perbatasan yang bila dikembangkan bakal memikat turis sebagai obyek wisata ini tak juga diperhatikan oleh pemerintah daerah. Belum lama ini pemerintah pusat telah menggelontorkan bantuan senilai Rp206 miliar untuk Desa Temajuk. Namun, sudah lima bulan tidak ada hasil nyata dari bantuan tersebut.


Andaikata suatu saat pesona alam Temanjuk termasuk Camar Bulan dikembangkan, maka daerah ini bakal menjadi salah satu tujuan wisatawan, baik lokal dan mancanegara seperti di Teluk Melano. Para pelancong dari mancanegara telah mengunjungi daerah pesisir dan pebukitan di ujung Tanjung Datuk ini.

Ketersediaan sarana wisatawan seperti home stay yang layak, air bersih dan transportasi yang tidak begitu sulit dijangkau pelancong menjadikan Teluk Melano tempat wisata alami di ujung barat Kalimantan atau Serawak.

Namun dari pengamatan penulis yang sempat menginap semalam di Teluk Melano dan Camar Bulan, keindahan Camar Bulan lebih memikat ketimbang Teluk Melano.

Banyak titik titik lokasi wisatanya jauh lebih unggul ketimbang Teluk Melano. Seperti view pemandangan bukit, batu dan pantai yang indah. Pemukiman penduduk (nelayan), dan banyak pantai yang masih alami serta teluk-teluk kecil yang menghubungkan antara sungai dan laut.

Selesainya pembangunan sarana jalan menuju Camar Bulan dari Paloh, serta pelabuhan dan kapal feri di Sungai Ciremai, diharapkan akses ke Camar Bulan akan semakin mudah dan murah.

Dan potensi Camar Bulan sebagai salah satu tempat tujuan wisata, khususnya bagi wisatawan yang suka tantangan dan keindahan alam yang alami dengan hutan, binatang liar, pantai, laut, bukit dan hujan tropisnya dapat dikembangkan. (ra)

Sumber : Bisnis

0 comments:

Post a Comment