Sunday, April 15, 2012

KONFLIK KOREA: Selamat datang era perang satelit


Pekan ini Semenanjung Korea memanas. Dua bangsa yang terbelah, Korea Utara dan Korea Selatan saling intip karena Pyongyang ngotot tetap meluncurkan roket berisi satelit komunikasi Kwangmyongsong-3.

Keberangkatan Kwangmyongsong atau yang berarti bintang terang ini bukan hal yang mendadak. Sayangnya, memang harus diakui sebagai negara yang terisolasi, negara komunis yang kini dipimpin Kim Jong-Un itu memiliki perkembangan teknologi yang sangat mengejutkan.

Embargo ekonomi dari Barat tak membuat perkembangan iptek Korut melambat. Sebaliknya mereka justru secara mandiri dan diam-diam kerap memiliki teknologi yang mengancam teknologi produksi Barat yang diandalkan Korsel maupun Jepang.

Proyek luar angkasa Korut dikembangkan di bawah asistensi China sejak 1990-an tentu saja dengan tujuan geopolitik untuk menandingi Korea Selatan yang diasistensi Amerika Serikat dan Eropa.

Dalam The Politics of Space: A Survey karya Eligar Sadeh, sejak 1995, Seoul punya target menjadi satu dari sepuluh negara penguasa angkasa luar pada 2015. Bujetnya tak main-main, untuk 2001 saja sudah diteken anggaran senilai US$4,26 miliar.

Serangkaian satelit mulai dikirim Korsel ke angkasa sejak Agustus 1992. Mulai dari satelit percobaan Kitsat (Uribyol); satelit komunikasi Koreasat (Mugunghwa); satelit multiguna Kompsat (Arirang). Jika ditotal, hingga 2015 sudah ada tujuh Kitsat, lima Koreasat dan delapan Kompsat.

Korut jelas tak diam melihat tetangganya meluncurkan serangkaian satelit ke angkasa. Mirip tetangga yang sedang bermain-main dengan tangga untuk mengintip rumah tetangganya, permainan Korsel mudah ditebak.

Pyongyang dibantu Beijing, meluncurkan Kwangmyongsong-1 pada 31 Agustus 1998 dari fasilitas peluncuran di Musudan-ri menggunakan roket Paektusan. Desain Kwangmyongsong-1 sendiri identik dengan satelit milik China, Dong Fang Hong I yang diluncurkan Beijing pada 24 April 1970.

Jelas Pyongyang tak bicara soal kesuksesan kerja satelit namun lebih ke politisnya karena Kwangmyongsong-1 meluncurkan satelit bertepatan dengan 50 tahun kemerdekaan Korut dari penjajahan Jepang.

Satu dekade berselang atau pada 2008, Jepang dan Korsel mengumumkan kerjasama pembuatan dan peluncuran satelit. Jepang diwakili Mitsubishi Heavy Industries sementara Korsel diwakili lembaga antariksa mereka (KARI).

Proyeknya, tahun ini diluncurkan satelit Kompsat-5 (Arirang-5) dari Pusat Luar Angkasa Tanegashima, Pyongyang berang karena Kompsat-5 memiliki teknologi synthetic aperture radar (SAR) karena dicurigai digunakan untuk mengintip wilayah Korut.

SAR adalah salah satu kelas spesifik dari radar. Dinamakan sintetik karena tidak menggunakan antena panjang secara spesifik seperti pada Real Aperture Radar (RAR). SAR yang menggunakan prinsip Dopler dikenal ampuh merekam citra bentang tanpa terpengaruh cuaca.

Konon, dengar punya dengar teknologi SAR yang akan digotong Kompsat-5 dikembangkan ilmuwan Indonesia, Josaphat Tetuko Sri Sumantyo alias Prof Josh. Josh yang dikenal di Universitas Chiba adalah jagoan teknologi penginderaan jauh.

Pria yang sempat mengenyam pendidikan di Solo sejak sekolah dasar hingga lulus dari SMA 1 itu dikenal sebagai empu dalam hal teknologi synthetic aperture radar yang bisa merekam bentang alam tanpa terganggu cuaca.

Selain meneken kerja sama satelit, Jepang-Korsel meneken perjanjian pengembangan sistem rudal penangkis rudal yang dikembangkan dari sistem rudal Patriot-2. Sistem ini siap beroperasi tahun ini.

Belakangan krisis moneter 2008 menghajar proyek Kompsat-5 yang harus ditunda hingga 2010 alias peluncuran yang dijadwalkan tahun ini molor hingga 2014. Sementara Korut pada 5 April 2009, justru berhasil meluncurkan Kwangmyongsong-2 dengan roket Taepodong-2 dari fasilitas peluncuran roket Tonghae di kabupaten Hwadae.

Peluncuran itu, meski gagal karena roket nyungsep di lautan bikin kaget bin deg-degan Korsel-Jepang karena Taepodong-2 sejatinya adalah misil balistik antar benua yang dikembangkan dari Scud, rudal jarak jauh Uni Soviet yang menyeramkan di masa perang Teluk I.


Antara duit & politik

Belum lepas dari keberhasilan peluncuran Kwangmyongsong-2, Pyongyang akhir pekan ini (12 April) atau pada awal pekan depan (16 April) menegaskan siap meluncurkan Kwangmyongsong-3 menggunakan roket Unha dari fasilitas peluncuran roket Sohae di kabupaten Cholsan

Roket Unha sendiri adalah hasil kanibal dan pengembangan sistem Scud (Rusia), system Safir (Iran) dengan sistem motor Nodong dan SS-N-6 hasil pengembangan ilmuwan Korut.

Korut sendiri berkeras, jelang peluncuran mereka akan memberi tahu otoritas penerbangan sipil (ICAO), otoritas pelayaran internasional (IMO) dan otoritas telekomunikasi internasional (ITU).

Meskipun dipandang curiga sebagai percobaan rudal balistik, Pyongyang berkeras Kwangmyongsong-3 adalah satelit komunikasi menggunakan pita UHF dan X-band demi meningkatkan akses komunikasi rakyatnya.

Seperti ditulis Radio Free Asia, sebagian besar telepon genggam di Korea Utara masih jarang digunakan karena keterbatasan jaringan telekomunikasi yang sebagian besar baru ada di Pyongyang.

Sementara jika bicara soal ITU, tak pantas kita terlalu banyak berharap pada organisasi tersebut. Bisnis mencatat Indonesia pernah murka terkait tercabutnya slot satelit 150,5 derajat Bujur Timur (BT) dari Indonesia pada Mei 2007 yang digantikan oleh satelit milik Astro Malaysia.

Saat itu, DPR menghitung potensi kerugian akibat hilangnya slot orbit satelit tersebut mencapai lebih dari US$720 juta berupa penyewaan transponder, biaya hak penggunaan transponder, dan lainnya yang selama ini dikuasai Indonesia.

ITU hanya diam, meski Indonesia telah mengirim notifikasi pada 2006. Padahal Indonesia berencana menempatkan Palapa C2 hingga 2011 untuk kemudian ditempati Palapa D.

Sengketa satelit sendiri membuat Astro yang berkunjung ke redaksi Bisnis mengeluh ada di simpang jalan. Fakta sejarah menunjukkan Astro gulung tikar di Indonesia. Jadi bukan tak mungkin ribut-ribut satelit Korut tak lebih urusan duit dibalut isu politik. Ah lagi-lagi! (algooth.putranto@bisnis.co.id)

Sumber : Bisnis

0 comments:

Post a Comment