50 rudal Yakhont 300 km yang dibeli dari Rusia, baru 4 yang tiba di tanah air. Satu rudal Yakhont sudah ditembakkan melalui KRI Oswald Siahaan, namun masih overshoot, karena kadar KRI Oswald Siahaan tidak mampu memindai sasaran sejauh 300 km. Dalam ujicoba tembak itu, suplai data sasaran dilakukan oleh kapal selam KRI Cakra, namun hasilnya tidak efektif.
Jadi bisa dibayangkan, Indonesia dengan negara kepuluan sebesar ini, tidak memiliki helikopter Anti Kapal Selam (AKS) atau Helikopter Surveillance (Intai).
Helikopter berkemampuan Over The Horizon Target (OTHT) akan berfungsi sebagai radar pemandu bagi rudal Yakhont di fregat TNI AL. Jangan sampai rudal jelajah yang mahal itu, hanya menjadi hiasan kapal Fregat RI.
Sistem Gado-gado
TNI sedang mengkaji helikopter yang akan ditempatkan di berbagai KRI. Pilihan paling mengemuka adalah 11 helikopter Kaman SH-2 Seasprite, 6 AKS dan 5 Anti Kapal Permukaan.
Semoga TNI AL tidak salah menentukan pilihan, karena Selandia Baru segera memensiunkan Helikopter Seasprite mereka. Militer Selandia Baru mengaku tidak tahan dengan biaya perawatan Seasprite yang mahal dan hanya akan menjadi beban dikemudian hari.
Setelah helikopter Seasprite dibeli, akankah fregat-fregat Indonesia dilengkapi rudal jelajah Yakhont 300km. Belum tentu.
Sistem persenjataan kapal fregat Indonesia menganut model makanan gado-gado alias campursari. Kapal didatangkan dari Belanda (Barat) sementara rudalnya dari Rusia. Indonesia tidak membeli kapal Rusia yang dilengkapi Rudal Yakont, sehingga resiko gagalnya sistem rudal yakhont di platform KRI Indonesia, masih memungkinkan.
Persoalan mendasarnya adalah, rudal Yakhont tidak dilengkapi fasilitas data link dari platform Heli OTHT ke rudal. Helikopter OTHT hanya memberikan data preliminary ke kapal peluncur. Setelah itu rudal Yakhont harus mengandalkan sistem fire and forget.
Sietem fire and forget bisa berfungsi, jika kapal peluncur rudal berhasil mentransfer data (dimensi: panjang, tinggi, lebar) kapal yang disasar.
Dalam kasus overshoot di KRI Oswald Siahaan, terbukti sistem fire and forget Rudal Yakhont, tidak menerima dimensi (size) sasaran dengan tepat, sehingga menimbulkan efek “Shooting in the dark”.
Rudal Yakhont sebenarnya senjata yang mematikan. Kehebatan rudal ini, jarak tempuh ke sasaran lebih singkat karena menggunakan ramjet. Waktu yang dimiliki kapal musuh untuk menghindar sangat terbatas (5 menit), sehingga tingkat kesuksesan cukup tinggi, asal sasaran bisa dikunci.
Misteri Yakhont
Ada satu persoalan lagi yang menjadi pertanyaan. Indonesia awalnya hendak mendatangkan 10 (batch 1) dari 50 rudal yakhont yang dipesan. Namun akhirnya hanya 4 rudal yang dibeli.
Indonesia menyadari pemasangan Yakhont di platform fregat KRI, memiliki tingkat kegagalan cukup tinggi, sementara rudal mahal ini memiliki masa aktif, yang bisa expired. Anda tidak akan membeli 4 rudal, jika anda yakin rudal itu bisa berfungsi dan efektif.
Indonesia membeli sedikit rudal mahal ini, juga untuk mempelajari rudal jelajah 300 km yang sedang dikembangkan Indonesia.
Lalu, apa yang akan dilakukan untuk menutup kekosongan persenjataan deteren laut ?.
Kapal selam Klas Kilo Rusia
Indonesia masih memiliki opsi untuk membeli 2 kapal selam Klas Kilo dari Rusia, Project 877 Paltus atau varian terbaru Project 636/Varshavyanka .
Hingga saat ini belum ada pembatalan dari pihak Indonesia maupun Rusia tentang pembelian dua kapal selam tersebut. Indonesia hanya mengatakan membeli 3 kapal selam Changbogo dari Korea Selatan.
PT Rosoboronexport Rusia juga belum pernah mengatakan mundur atau membatalkan penjualan dua kapal selam Klas Kilo Rusia.
Hal ini karena kredit eksport untuk pembelian kapal selam itu telah disetujui dan ditandatangani Presiden Rusia Vladimir Putin pada tahun 2008. Nilainya 1 Miliar dolar AS. 700 juta dolar diantaranya, untuk pembelian dua kapal selam Project 877 Paltus.
Kredit eksport Rusia itu, tentu tidak bisa dipindahkan untuk membeli senjata dari Amerika Serikat atau negara lain. Sementara Indonesia telah memenuhi target pembelian satu skuadron (16 pesawat SU-30/SU-27). Sisa pembelian 6 Sukhoi SU-30 MK2 akan datang tahun 2012 ini.
Jumlah Alutsista yang masih banyak kurang dari target adalah kapal selam. Apalagi Indonesia merupakan negara maritim dengan wilayah laut yang lebih luas daripada daratan.
Jika pemasangan sistem persenjataan rudal jelajah 300km Yakhont masih membutuhkan waktu, kemungkinan sisa kredit eksport Rusia, akan tetap untuk pembelian dua kapal selam Klas Kilo.
Kilo (NATO) atau Project 877 Paltus dikenal sebagai kapal selam paling senyap di dunia yang menggentarkan. Project 636/ Varshavyanka merupakan jenis tercanggih yang dibidik TNI AL.
Dua kapal selam Varshavyanka akan menjadi senjata penggentar mendorong kewibawaan TNI AL, sebelum rampungnya sistem rudal jelajah Indonesia.(Jkgr).
Sumber : Jakarta Greater
0 comments:
Post a Comment