Sunday, May 13, 2012

MAFIA NUKLIR ITALIA: Brigade Merah bangkit?

Large_mafia


Sebuah penembakan misterius di Italia pada 7 Mei 2012 membangkitkan ketakutan akan kebangkitan gerakan terorisme Marxisme-Leninisme Brigade Merah (Brigate Rosse) di tengah kondisi perekonomian yang suram.

Penembakan misterius menimpa Roberto Adinolfi, seorang kepala perusahaan nuklir Ansaldo Nucleare, dimiliki oleh konglomerat bidang pertahanan, Finmeccanica Italia. Adinolfi ditembak kakinya saat berada di depan rumahnya di Genoa.

"Roberto Adinolfi, kepala eksekutif Ansaldo Nucleare, mayoritas perusahaan tersebut dimiliki oleh konglomerat pertahanan, Finmeccanica Italia. Adinolfi ditembak di luar rumahnya, di Genoa, di Italia utara," ujar jaksa Michele Di Lecce.

Sumber peradilan menyampaikan bahwa pelaku menggunakan motor Yamaha warna hitam. Pelaku melepaskan tiga kali tembakan dan mengenai lutut kanan korban hingga patah.

"Dua orang di Yamaha hitam mengenakan helm, menembakkan tiga tembakan, sehingga lutut kanan Adinolfi patah. Tapi dia tidak dalam kondisi serius," katanya.

Kepolisian setempat menduga pelaku adalah kelompok yang melakukan kampanye pembunuhan dan penculikan yang bertujuan untuk mengganggu stabilitas Italia masa 1970-an dan 1980-an.

Kelompok ini disebut dengan nama Brigade Merah, salah satu sumber investigasi mencatat bahwa salah satu serangan oleh Brigade Merah pada 1970-an menargetkan manajer dari perusahaan yang sama.

Seperti dikutip dari radio Jerman, DW, bukan kebetulan jika ternyata Ansaldo Nucleare disebut-sebut terlibat menggarap proyek reaktor nuklir di China, Republik Cek dan Rumania.

Brigade Merah dibentuk oleh Renato Curcio, Margherita (Mara) Cagol Alberto Franceschini pada Agustus pada Agustus 1970. Mimpi kelompok yang dipengaruhi ajaran Marxisme-Leninisme ini adalah mendirikan negara revolusioner melalui pertempuran dan memisahkan Italia dari NATO.

Meski menjadi anak-anak Marxisme-Leninisme, Brigade Merah terpisah dari struktur Partai Komunis Italia (PCI). Aksi Brigade Merah, seperti halnya saudara mereka, Tentara Inti Proletariat atau Baader-Meinhof (Faksi Tentara Merah) di Jerman adalah melakukan propaganda hingga teror.

Bagi rantai terorisme dunia, Brigade Merah terhubung secara aktif dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) terutama faksi sosialis PPLF pimpinan George Habash atau DFLP yang komunis di bawah Nayef Hawatmeh.

Sasaran utama: para pengacara, hakim, polisi. Gaya mereka meyakinkan. Setiap selesai melancarkan aksi, mereka biasanya menyatakan diri "bertanggungjawab"--melalui telepon ke kantor media massa.

Penangkapan Curcio dan Franceschini pada September 1974 tak membuat Brigade Merah surut. Sebaliknya justru aksi mereka semakin menjadi-jadi setelah dipimpin Mario Moretti yang pada 1978 menculik mantan Perdana Menteri Italia Aldo Moro yang merupakan ketua Partai Kristen Demokrat dan negarawan Italia paling terkemuka.

Konyolnya, saat itu jika elit Italia diam tak memilih kompromi atas penculikan politisi berusia 61 tahun itu, sebaliknya tokoh internasional memohon belas kasih Brigade Merah sebut saja Paus Paulus VI, pemimpin tertinggi Gereja Katolik dan sahabat pribadi Aldo Moro, dari Vatikan dan Sekjen PBB Kurt Waldheim.

Sepucuk surat Moro kepada Eleonora, istrinya ternyata menjadi pesan terakhir ketika 9 Mei 1978 tubuh kaku penuh lubang Moro ditemukan di dalam Renault merah di Via Michelangelo Caetani di jantung Kota Roma, tepat di pertengahan jalan antara kantor Partai Kristen Demokrat dan Partai Komunis yang dijaga ketat.

Sempat terpecah menjadi dua faksi, Partai Kombatan Komunis (PCC) dipimpin Barbara Balzerani dan Persatuan Kombatan Komunis (UCC) di bawah Giovanni Senzani, Brigade merah tak berhenti meneror bahkan aksinya lebih berani.

Pada 17 Desember 1981 mereka menculik Brigjen James L. Dozier, Wakil Panglima Pasukan Darat NATO untuk wilayah Eropa Selatan yang untungnya berhasil dibebaskan pada 28 Januari 1982 dalam sebuah serangan kilat 90 detik yang dilakukan pasukan khusus di selatan Verona.

Meski demikian kelompok ini tetap menjadi mesin pembunuh hingga memasuki milenium baru. Sayap PCC pada 1999 membunuh Massimo D'Antona, penasehat bagi kabinet Perdana Menteri Massimo D'Alema dan pada 19 Maret 2002 menewaskan profesor Marco Biagi, penasehat ekonomi Perdana Menteri Silvio Berlusconi.

Diyakini Brigade Merah tetap eksis karena sejumlah pentolan tetap eksis sebut saja para mantan kombatan yang pada 1985 mendapat rumah di Paris berkat kebijakan François Mitterrand atau dibebaskannya sang pendiri Alberto Franceschini pada 1992.

Tak heran jika paham kekerasan Brigade Merah tetap lestari. Setidaknya dari penangkapan polisi Italia pada 2007 di Roma dan 2010 di Milan. Bahkan pada penangkapan terakhir sebenarnya plot teror mulai didapatkan.

Pada saat itu, seorang dari dua tersangka adalah Manolo Morlacchi. Pria berusia 40 tahun itu adalah putra Piero Morlacchi, pendiri Brigade Merah. Dari penangkapan tersebut sebetulnya polisi telah mendapat kabar gerakan teroris itu akan memulai lagi perjuangan bersenjatanya. (algooth.putranto@bisnis.co.id/arh)

Sumber : Bisnis

0 comments:

Post a Comment