Beijing (ANTARA News) - China berharap Amerika Serikat dan Filipina dapat lebih berkontribusi dalam menciptakan situasi yang kondusif di Laut China Selatan. Bagi Beijing yang ekonominya menanjak, isu Laut China Selatan sensitif mengingat laut itu kaya akan sumber daya alam.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Liu Weimin, dalam keterangan persnya, di Beijing, Senin, mengatakan, China berharap kedua pihak memberikan kontribusi bagi situasi kondusif di kawasan, dengan menjaga perdamaian dan stabilitas dilandasi rasa saling percaya.

"Pemerintah China meyakini pembangunan perdamaian dan kerja sama lebih utama dibandingkan dengan kegiatan militer," katanya. Dia menanggapi rencana latihan bersama militer Amerika Serikat dan Filipina di Laut China Selatan pada pekan depan.

Amerika Serikat dan Filipina tetap menggelar latihan militer bersama di Laut Cina Selatan meski ketegangan antara angkatan laut Cina dan Filipina belum berakhir.

Sudah sejak abad lalu Amerika Serikat dan Filipina memiliki jalinan dan kerja sama militer secara kokoh; bahkan Amerika Serikat sempat memiliki pangkalan besar selama 99 tahun di Filipina, yaitu Pangkalan AL Amerika Serikat Subic dan Pangkalan AU Amerika Serikat Clark.

Latihan militer tahunan dengan nama sandi Balikatan yang diikuti sedikitnya 7.000 prajurit ini dijadwalkan mulai digelar pada 27 April berlokasi di dekat Pulau Palawan di dekat Scarborough Shoal yang disengketakan kedua negara di Laut Cina Selatan.

Juru bicara angkatan bersenjata Filipina. Mayor Emmanuel Garcia, secara terpisah, mengatakan, latihan militer ini tak berkaitan dengan sengketa Scarborough Shoal.

"Tujuan latihan ini adalah untuk meningkatkan keamanan, menghadapi terorisme serta latihan tanggap bencana," kata Garcia.

Sebelumnya sempat terjadi ketegangan antara angkatan laut Filipina dan Cina di wilayah Scarborough Shoal, Laut Cina Selatan yang diperebutkan kedua negara.

Filipina mengatakan kapal perangnya menangkap delapan kapal nelayan Cina penuh dengan ikan hasil tangkapan ilegal di wilayah itu pada 8 April lalu.

Tak lama kemudian dua kapal pengintai Cina tiba di wilayah itu dan mencegah angkatan laut Cina menangkap para nelayan itu. Demi mencegah konflik, saat ini Filipina telah menarik kapal perangnya dan menggantikannya dengan kapal penjaga pantai.

(R018)

Sumber : Antara