Foto udara menunjukkan Pulau Pagasa (Harapan), salah satu pulau di gugusan pulau Spratly, yang menjadi perselisihan sejumlah negara di sekitar Laut China Selatan, di lepas pantai barat Filipina, Rabu (20/7). Langkah peninjauan lima politisi Filipina di pulau kaya akan gas alam itu akan mengundang protes dari pihak lain yang mengklaim pulau tersebut. Saat ini China, Malaysia, Brunei Darussalam, Viet Nahm, dan Filipina mengklaim wilayah di Laut China Selatan itu. (REUTERS/Rolex Dela Pena)

... tidak ada organisasi maupun individu yang dapat melakukan beragam aktivitas di wilayah perairan itu tanpa seijin pemerintah China...

Beijing (ANTARA News) - China mendesak Filipina segera menarik mundur kapal arkeologinya dari wilayah perairan Huangyan di Laut Cina selatan, yang diklaim Beijing sebagai bagian wilayah teritorial negeri Tirai Bambu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Liu Weimin, di Beijing, Senin, mengatakan, "Berdasar konvensi hukum laut internasional dan China, tidak ada organisasi maupun individu yang dapat melakukan beragam aktivitas di wilayah perairan itu tanpa seijin pemerintah China."

Perairan Laut China Selatan yang diketahui kaya sumber daya alam itu diklaim banyak negara. Empat negara ASEAN, Malaysia, Filipina, Viet Nahm, dan Brunei Darussalam juga mengajukan klaim di sana selain China dan Taiwan yang berebut kepemilikan atas Kepulauan Spratly.

Berbagai upaya penurunan ketegangan di sana dilakukan secara biateral ataupun melalui komunitas negara. ASEAN sendiri sudah sejak lama merintis hal itu, salah satunya dengan memberlakukan kode perilaku di antara negara-negara di perairan itu.

Sekretaris Luar Negeri Filipina, Albert del Rosario, mengatakan, kapal china melakukan tindakan yang menganggu aktivitas survei arkeologi kapal Filipina di wilayah perairan Pulau Huangyan.
Filipina menyebut Laut China Selatan sebagai Laut Filipina Barat dan mereka konsisten memakai istilah itu.

Terkait ketegangan akibat sengketa antara kapal nelayan Filipina dan kapal perang China pekan lalu, Liu mengatakan situasi di Pulau Huangyan, telah menurun atas kesepakatan dua pihak.

Pada pekan lalu, Del Rosario dan Duta besar China untuk Filipina, Ma Keqing, melakukan pembicaraan empat mata untuk mencari pemecahan masalah di Pulau Huangyan.

"Kedua pihak akan terus melakukan komunikasi untuk menyelesaikan persoalan itu melalui jalur diplomatik," kata Liu menambahkan.

(R018)

Editor: Ade Marboen


Sumber : Antara