Rudal Starstreak buatan Thales Air Defence Inggris merupakan SHORAD (short range air defence) rudal anti pesawat high velocity. Setelah ditembakkan kecepatannya terus berkembang hingga 3,5 Mach, untuk mengejar sasaran sejauh 7 kilometer.
Starstreak dipandu tiga laser beam, untuk meningkatkan kesuksesan mengunci dan menyergap pesawat musuh. Misil ini pun dilengkapi sistem foe and friend, sehingga tidak salah menembak sasaran.
Starstreak digunakan Inggris sejak tahun 1997, dengan kemampuan yang terus dikembangkan. Startstreak II diluncurkan tahun 2007, bisa menyergap pesawat lebih jauh dan dioperasikan dari berbagai ketinggian (helikopter dan kapal laut).
Menjelang Olimpiade London 2012, Menteri Pertahanan Inggris, memerintahkan tentara memasang Starstreak di beberapa menara apartemen di London, untuk mengamankan Olimpiade dari gangguan teroris.
Jarak efektif startstreak dalam menyergap sasaran 0,3 – 7 kilometer.
Saat ini Indonesia menggunakan sebagian besar varian Lightweight Multiple Launcher (LML). Satu unit Starstreak LML terdiri dari 3 rudal siap tembak, yang dipasang di atas kendaraan tempur ringan.
Sementara varian SP HVM, dipasang di atas kendaraan lapis baja Stormer dengan 8 misil aktif. Stormer Indonesia yang berfungsi sebagai pengangkut pasukan, bisa menjadi senjata yang menakutkan jika dipasang Startstreak SP HVM. Inggris lebih banyak mengoperasikan varian SP HVM dibanding LML.
Hingga saat ini ada tiga negara pengguna Startstreak: Inggris, Indonesia dan Afrika Selatan. Indonesia merupakan pengguna terbesar Starstreak dengan 350 sistem LML. Jumlah yang besar itu karena rudal rudal tersebut harus disebar ke seluruh satuan Arhanud di Indonesia, umenjaga obyek-obyek vital di bawah kodam masing-masing.
Grom
Selain misil Starstreak, Arhanud TNI AD juga dilengkapi sistem senjata Rudal short range air defence, Grom. Rudal buatan Polandia ini, memperkuat Arhanud sejak berakhirnya masa tugas Rapier tahun 2007.
Beberapa satuan yang dilengkapi rudal Grom antara lain: Detasemen Rudal Kodam Jaya, Kodam Iskandar Muda, Kodam Tanjungpura, Kodam Bukit Barisan dan beberapa detasemen rudal lainnya.
Arhanud memiliki beberapa jenis sistem Grom, baik yang dipasang di kendaraan tempur (Propad 4 peluncur), portable atau pun kombinasi dengan Meriam 23 mm Zur.
Dalam operasionalnya, rudal Grom ini dipandu radar pencari sasaran MMSR (Multibeam Mobile Search Radar). Radar MMSR akan mengirimkan pesan ke BBCV untuk diolah dan ditayangkan pada layar monitor dalam bentuk peta digital mengenai jarak sasaran. Penyergapan pun dimulai.
RBS 70
Arhanud juga memiliki rudal RBS 70 (Robotsystem 70). RBS 70 adalah man-portable air-defense system (MANPADS) anti pesawat yang beroperasi secara mandiri.
Tahun 2011, pabrik pembuatnya Saab Bofors Dynamics Swedia mengeluarkan varian baru RBS 70 NG, yang bisa menembak pesawat musuh pada malam hari. Cukup banyak negara yang menggunakan RBS 70, dari Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah dan Australia. Di Asia tenggara, pengguna RBS 70 adalah Indonesia, Singapura dan Thailand.
Dengan adanya rudal Starstreak, Grom dan RBS 70, Arhanud TNI AD minimal memiliki sistem pertahanan kombinasi. Kedepannya Arhanud TNI AD akan dilengkapi dengan pertahanan udara jarak menengah. Hal ini sedang dibicarakan dengan TNI AU, agar tidak tumpang tindih.(Jkgr).
Sumber : Jakarta Greater
0 comments:
Post a Comment